DARI PETANI UNTUK CALON JURNALIS Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu menjadi penyemangat bagi Kadun untuk memperjuangkan keinginan anaknya menjadi calon jurnalis. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya. Kesadaran bahwa pendidikan begitu penting bagi anak-anaknya dan kewajiban menuntut ilmu menjadi penyemangat bagi Kadun untuk memperjuangkan keinginan anaknya menjadi calon jurnalis. Tak mengenal apa pekerjaan yang ia lakoni dan tak perduli berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah anaknya. Sejak tahun 2010, anaknya mulai duduk dibangku perkuliahan. Bermodalkan hasil sawah yang didapatkannya ketika musim panen lalu, ia mampu memasok kebutuhan biaya yang harus dibayarnya. Mulai dari pembayaran DPP jurusan Komunikasi yang agak mahal, semua pembayaran dikampus hingga pembayaran uang kos. Kadun adalah seorang petani di sebuah desa y
siapa bilang menulis itu susah ? asalkan ada niat pasti ada hasil, banyak yang beranggapan bahwa menulis itu sulit karena mereka hanya malas untuk berkreasi. apalagi untuk tulisan yang hanya sebuah novel, sangatlah mudah tentunya. Untuk menjawab bagaimana cara menulis novel , jawaban pertama adalah berani memulainya. Kita tidak perlu takut jika akhirnya novel itu hanya dinikmati oleh diri kita saja. Daripada kita hanya memendam imajinasi di dalam pikiran kita saja bukan? Jika membahas cara menulis novel , kita harus mengetahui komponen-komponen yang wajib ada dalam sebuah novel. Lalu apakah itu? Berikut ini beberapa komponen yang wajib ada dalam sebuah novel. - PENOKOHAN (cara menulis novel) Bayangkan jika kita ingin membuat sebuah pertunjukan, pasti kita membutuhkan “personil”. Ya, personil disini adalah orang-orang (tokoh) yang mengisi cerita dalam novel kita. Peran mereka bisa penting ataupun tidak, sesuai tuntutan kisah di dalamnya. Adapun klasifikasinya sebagai
Kisah Perjalanan Hidup Usmar Ismail yang Berakhir Tragis USMAR Ismail , seorang tokoh yang dianggap sebagai Bapak Film Nasional. Debutnya sebagai sutradara dimulai ketika dia memproduseri film "Harta Karun" pada 1949 yang merupakan adaptasi dari " L'Avare ou L'École du mensonge " karya sastrawan Perancis, Moliere di bawah naungan South Pacific Film. Kemudian, Usmar bersama dengan Djamaludin Malik dan pengusaha film lainnya mendirikan Perfini (Pusat Film Nasional Indonesia) pada 1950. Shooting film perdananya bersama Perfini dengan judul "Darah dan Doa" pada 30 Maret 1950 kemudian dijadikan sebagai Hari Film Nasional. Dalam kurun waktu 1950 hingga 1970, Usmar Ismail telah membuat sebanyak 33 film layar lebar. Film-film tersebut terdiri atas berbagai tema dan genre , seperti film drama yang berjumlah 13 film, komedi atau satire yang berjumlah 9 film, aksi, yang berjumlah 7 film, serta musical / entertainment yang berjumlah 4 film. Namun, d
Komentar
Posting Komentar